Bakal Ada Kereta Gantung di Sentul dan Serpong, Menhub: Tak Pakai APBN!

Jakarta – Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi mengungkap rencana pembangunan kereta gantung berpenggerak atau skytrain sebagai pengumpan (feeder) Angkaraja LRT Jabodebek dan MRT Jakarta. Pembangunan kereta gantung itu dipastikan tidak menggunakan dana APBN.

Dudy mengatakan, ada dua rute yang sedang dikaji oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Pertama, rute dari kawasan Sentul, Bogor sebagai feeder untuk LRT Jabodebek. Kedua, rute dari Serpong, Tangerang Selatan untuk jadi feeder MRT Jakarta Lebak Bulus.

“Kita ada dua yang sedang kita mau coba dan ini sedang dimatangkan oleh Ditjen Perkeretaapian,” kata Dudy dalam diskusi media, di Jakarta, dikutip Sabtu (8/3/2024).

“Skytrain yang melayani daerah Sentul sebagai feeder dari LRT, kemudian juga skytrain dari Serpong ya, Serpong itu sebagai feeder daripada MRT Lebak Bulus,” imbuhnya.

Dia menegaskan, konsep itu dimatangkan oleh Kemenhub dan akan dicari investornya. Sehingga, biaya pembangunan secara keseluruhan tidak akan menggunakan kas negara. Konsep ini pula yang tengah ditekankan Menhub Dudy. Tujuannya agar ada pembiayaan kreatif ke sektor transportasi nasional.

“Saya menekankan kepada Dirjen kereta api bahwa tidak boleh menggunakan anggaran APBN. Jadi kita terbuka siapa saja yang masuk dan kita sudah punya gambar-gambarnya dan mereka kemungkinan akan menyampaikan kepada kita proposalnya dan saya buka kepada siapa saja,” bebernya.

3 Negara Ikut Studi

kereta gantung

Seorang lelaki tewas karena terjatuh dari sebuah kereta gantung (dok.unsplash)

Terpisah, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal menyampaikan ada 3 negara yang ikut melakukan studi tersebut. Dari 3 negara itu ada sebanyak 4 perusahaan yanh terlibat.

Adapun, hitungan awalnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun kereta gantung itu sekitar Rp 200 miliar per kilometer (km). Namun, biaya itu sudah termasuk dengan infrastruktur hingga rangkaian keretanya.

Risal memberikan bocoran kalau kereta gantung yang dimaksud tidak seperti kereta gantung di lokasi wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kereta gantung di sana bermodalkan kabel baja dengan kapasitas 4 orang.

Kereta gantung yang dibangun sebagai feeder ini memiliki penggerak yang berada di sisi atas kereta. Kemudian, kapasitas satu kereta bisa mengangkut sekitsr 125 orang.

Rencana Kereta Layang Puncak

kereta gantung

Arus lalu lintas menuju Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, macet jelang Natal 2023.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bogor membangun kereta layang atau skytrain untuk melengkapi penataan kawasan wisata Puncak. Pembangunan kereta layang ini akan dilakukan dengan skema bisnis.

Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/8/2024).

“Kami dorong konsepnya B2B (Business to Business),” kata Asmawa, di Cibinong, Rabu pekan ini.

B2B merupakan sebuah transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Asmawa menuturkan, konsep tersebut sudah disetujui oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Mohammad Abdul Ghani, yang akan menggandeng investor perusahaan swasta sebagai pengelola kereta layang di kawasan wisata Puncak.

“Bahkan Pak Dirut PTPN, Pak Ghani, menyanggupi ‘ayo dengan PTPN saja’, karena PTPN juga banyak spot-spot wisatanya,” ujar Asmawa.

Ia menuturkan, pembangunan kereta layang di kawasan wisata Puncak bukan sekadar wacana, diawali dengan permohonan Pemerintah Kabupaten Bogor ke pemerintah pusat.

“Ini serius, kami sudah bersurat ke pemerintah pusat seperti ke Kementerian Perhubungan, khususnya BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek), kemarin direspons dengan pertemuan di Puncak,” kata dia.

Penataan Wisata

Ganjil Genap Puncak Bogor

Sistem ganjil genap diterapkan untuk mengantisipasi macet libur cuti bersama Hari Raya Idul Adha. Sistem ini akan diterapkan hingga 2 Juli 2023. Kendaraan yang melintas disesuaikan pelat nomornya dengan tanggal.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Ajat Rohmat Jatnika menuturkan, pembangunan kereta layang ini untuk melengkapi penataan kawasan wisata Puncak yang saat ini gencar dilakukan Pemkab Bogor.

“Itu usulan pemkab yang dipaparkan. Agar semua wisata di Puncak khususnya area hulu saling terkoneksi,” kata Ajat.

Pemkab Bogor bahkan telah menyusun konsep penyediaan skytrain dengan enam stasiun pemberhentian yang terhubung dari Rest Area Gunung Mas hingga Puncak Pass di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur.

Titik awal stasiun skytrain yaitu di area parkir bus Gunung Mas, kedua di areal perluasan Rest Area Gunung Mas, ketiga di Pakis Hill, keempat di Pinus Forest, kelima di Bukit Sumbul, dan terakhir Puncak Pass.

Sumber : Slotplayonlines.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *